Selasa, 09 Agustus 2011

Kisah Tentang Definisi Cinta yang Mematikan


Alkisah, bertemulah dua sahabat SMP yang telah lama tidak bejumpa. Mereka adalah Arga dan Sachrie. Arga yang sekarang telah kuliah, dengan bangga membawa laptopnya dan stik PS dan bermain di rumah Sachrie. Ternyata Sachrie tidak berkuliah, bahkan tidak menuntaskan pendidikan SMA nya. Padahal dulunya saat SMP, Sachrie adalah anak terpandai di kelasnya, dan Arga pun adalah Kakak kelas Sachrie yang juga pandai. Sehingga pertemuan Arga dan Sachrie pertama kalinya pun adalah karena rekomendasi dari guru untuk delegasi sekolah pada suatu lomba ilmiah. Arga adalah anak dari keluarga kurang mampu, sedangkan Sachrie adalah anak orang kaya yang memiliki pasar tradisional di daerah yang dekat rumah mereka. Terkadang anak yang baik dan penurut seperti Arga pun, memperoleh uang saku yang sama seperti Sachrie yang nakal, suka keluar rumah, dan tidak dipercaya oleh orang tuanya untuk membawa uang banyak.
Rasanya masih beberapa pertandingan PES 2011 dan Winning Eleven yang baru saja mereka mainkan. Tetapi waktu sudah menunjukkan pukul 21:30. Padahal Arga sampai di rumah Sachrie pada jam 19:30. Tidak terasa dalam 2 jam itu, keduanya bercerita tentang kisah cintanya masing-masing. Padahal mereka berdua sedikit cupu pada saat pertama kali masuk SMP, tetapi kurun waktu satu dua tahun pun mampu membuat seseorang tersebut berubah sikap.
Indahnya saat SMP dikenang oleh Sachrie. ”Kamu masih ingat kan dengan temanku yang namanya Nia. Dulu itu dia sangat cantik sehingga kakak-kakak kelas, bahkan kakak-kakak penegak dan pembina pramuka, saat itu banyak yang dekat dan menggoda Nia”, Cerita Sachrie. Saat itu pun Nia juga adalah seorang anak yang pandai, sehingga teman-teman sekelas banyak yang men-comblang-kan Sachrie dengan Nia. Sachrie yang bisa dibilang saat itu menjadi saingan Nia dalam sekolah, malah sering memberi contekan kepada teman-teman. Dia bersikap biasa dan tidak menggangap Nia sebagai saingan. Sebenarnya hal-hal curang seperti inilah yang membuat murid peserta didik semakin lama semakin malas untuk belajar, karena adanya seorang yang pandai yang selalu memberi jawaban secara cuma-cuma pada teman-teman. Tetapi, anehnya hidup di Indonesia tercinta ini, justru orang-orang yang curang, tidak jujur, yang persisnya seperti Sachrie itu malah yang lebih disukai teman-temannya, bahkan ada teman perempuannya yaitu Emilia yang menjadi cinta dengan Sachrie, karena sikap ”baik” Sachrie kepada teman-teman. Hingga pernah pada suatu hari, Nia yang hanya ingin sekedar tanya pada Sachrie, tidak dijawab oleh Sachrie, karena bukunya dibawa oleh teman lainnya dan kebetulan itu adalah pelajaran matematika yang sulit yang Sachrie sendiri lupa konsepnya. Sehingga membuat Nia tidak mau menyapa dan bermusuhan dengan Sachrie selama beberapa hari.
Emilia yang berharap pada Sachrie, menceritakan semuanya dan meminta bantuan kepada Nia, karena Nia adalah anak perempuan yang paling dekat dengan Sachrie. ”Meskipun Nia saat itu bermusuhan denganku, tapi aneh, saat jam istirahat tiba-tiba dia duduk di atas meja bangku, dan saat itu aku duduk di kursi bangku. Kemudian dengan bahasanya yang halus, dia menyuruhku untuk pacaran dengan Emilia”, ungkap Sachrie. Kemudian Sachrie bercerita lagi ”Sebenarnya Aku tidak ada rasa pada Emilia, tapi aku lihat saat Nia berkata seperti itu, raut mukanya terkesan aneh, dia seakan tidak rela kalau aku akan menjadi milik Emilia, apalagi kenanganku bersama Nia begitu banyak ketika pertama kali bertemu di SMP. Hingga tak lama kemudian, beberapa hari setelah itu, teman-teman bertindak ngawur. Mereka menahan pintu di area sekolah di dekat kamar mandi, mereka menahanku dan Nia disana. Pikirku, ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Aku lalu menembak Nia. Nia, apakah kamu suka sama aku, maukah kamu jadi pacarku?, karena aku suka sama kamu. Kemudian aku kaget ketika Nia mengiyakan. What? Koq jawabannya iya”. ”Bagaimana sebenarnya maumu? Sudah nembak, lalu diterima, enak kan”, Sahut Arga yang saat itu mengalahkan Chelsea nya Sachrie 3-0 dengan gol yang dicetak C. Ronaldo dan Benzema. Sachrie menjawab ”Bukan begitu, aku kaget saja, karena saat itu adalah pertama kalinya aku nembak cewek dalam hidupku, meskipun setelah semua itu, Nia menjadi bermusuhan dengan Emilia, tapi satu hal yang aku banggakan ketika aku memiliki Nia, Aku dapat bangga untuk berkata –SELAMAT TINGGAL KAKAK-KAKAK– ”.
Lama kelamaan, semuanya berubah. Nia benar-benar membuat Sachrie cemburu. Nia mendekati semua teman laki-laki di kelas hingga 2 hari. Pada malam harinya, Sachrie ke rumah Nia dan menyatakan kecemburuannya. Cukup lega bercampur kesal rasanya hati Sachrie ketika Nia berkata bahwa selama itu Nia menguji Sachrie, dan mengatakan bahwa sebenarnya dia mau pacaran dengan Sachrie itu bersyarat, syaratnya yaitu jika dalam 3 hari Nia ”memanas-manasi” hati Sachrie dan Sachrie tidak cemburu, maka Nia akan minta putus dengan Sachrie. Terbesit di pikiran Arga, cewek itu aneh aneh saja. Ada ada saja denganmu.
Perasaan cinta terabaikan saat Arga sudah mulai menginjak kelas 3. Arga sudah mulai jarang kumpul dengan Sachrie, karena Arga lebih fokus mengurusi UN SMP. Tak terasa, Lisa, cewek yang disukai oleh Arga akhirnya diembat oleh Saleh, teman sekelas Sachrie yang memang dulunya adalah teman dekat Lisa. Saleh menjadi teman Sachrie, karena saat SD, dia pernah satu kali tidak naik kelas. Mungkin karena Orang tua Saleh kaya, yang membuat Saleh memperoleh uang saku lebih, dan lebih sering pacaran daripada fokus sekolah. Ulvia, teman Arga yang biasa membantu hubungan Arga dengan Lisa pun, berbalik menjatuhkan mental Arga. Apalagi ketika Ulvia sempat mengetahui bahwa saat Lisa berulang tahun, Saleh memberikan boneka dan karangan bunga yang besar dan cantik. Sedangkan Arga tidak punya banyak uang saat itu. Sehingga lama-kelamaan, Lisa menjadi milik Saleh. Padahal dulu Arga sering membantu Lisa, menggoda Lisa. Tetapi Arga pernah bertemu dengan teman SMP nya Ricky, dan Ricky menceritakan bahwa baru-baru ini Lisa dekat dan pacaran dengan teman SMP nya yaitu Rosicky. Rosicky yang dulu mendapat beasiswa karena dia tergolong kurang mampu. Ricky bercerita bahwa Lisa dekat dengan Rosicky dulu, bahkan Rosicky habis uang banyak hanya untuk mendapatkan Lisa. Arga merasa lega karena mengetahui dia telah terbebas dari pesona cewek matre sperti Lisa. Setelah semua diceritakan Arga, Sachrie malah menambahi ”Ayo Arga, Kapan-kapan kita main ke rumahnya Lisa, aku kemarin ketemu dia dan dia tambah cantik. Kita mainkan dia untuk membalaskan dendammu dulu saat kamu disia-sia kan oleh Lisa”. Arga menjawab ”Tidak Perlu”.
”Entah Mengapa, saat kelas 2 dulu aku berubah, dari yang pandai dan cupu, menjadi ingin tampil sok keren karena Nia. Aku dan Nia selalu berangkat pagi ketika sekolah, pagi sekali, pagi dimana hanya ada aku dan Nia di kelasku, pagi-pagi dimana teman-teman belum ada yang berangkat ke sekolah. Kedekatanku dengan Nia amat sangat, hingga pada suatu malam, Nia mengajakku ke suatu tempat. Tempat dimana disana sangat sepi dan memang banyak anak pacaran. Aku kaget ketika Nia menawariku untuk memeluknya dan menciumnya. Rasanya baru kemarin, enak sekali, surga dunia”. Arga menyahut ”Nafsuan kamu itu, wah kalau begini ini benar Ustadzku. Sebaiknya sejak kecil anak-anak itu disekolahkan di MI dan MTs lalu di-ngaji-kan. Agar semisal ketika dewasa nanti mereka khilaf, setidaknya mereka dapat ingat dulunya disekolahkan di MI atau MTs kemudian tahu caranya bertaubat”. Sachrie yang agak tersinggung lalu berkata ”Kamu itu sok agamis amis, kamu tidak tahu kan kalau cewek itu meskipun tidak di-gitu-kan, dia akan main sendiri. Belum tahu kan kalau cewek itu sebenarnya nafsunya 90%, tetapi tertutupi oleh rasa malu nya yang juga 90%. Sisanya itu ya nafsunya cowok yang cuma 10%, tapi selalu terlihat karena rasa malu cowok juga 10%, akhirnya terkesan cowok itu nafsuan”.
Tersinggung dengan perkataan Sachrie. Arga pun menjawab ”Ya tahu lah, bahkan aku lebih tahu dari kamu, seperti kamu tidak pernah onani saja, aku sekarang punya laptop, jam terbangku untuk nonton bokep lebih tinggi daripada kamu”, lalu Arga menambahkan ”Iya, aku tahu, cuma masalahnya, secara matematis, semakin lama akan semakin banyak anak-anak yang sejak kecil sudah pacaran dan melakukan, tidak menutup kemungkinan kalau jodohmu nanti tidak perawan lagi”. Sachrie menjawab ”Itu adalah resiko, aku pun tidak terlalu suka yang perawan, karena kalau dimainkan, nanti pasti ada darahnya. Sementara aku alergi darah. Apalagi di dunia ini tidak ada yang permanen. Seseorang tidak akan selalu perjaka atau selalu perawan......”, Arga langsung memotong ”Iya aku tahu, di dunia ini memang tidak ada yang permanen. Satu hal yang tetap di dunia ini adalah perubahan itu sendiri, memang semakin lama semakin berubah, tetapi mengapa perubahan di dunia ini mengarah pada keburukan”. Sachrie menambahkan ”Halah, kamu itu jangan sok mikirin negri ini, kita anak muda bro, memang ini saat-saat yang tepat untuk bermain dan memainkan dunia”
Extra time, Madrid Vs Chelsea, 3-3, sementara Arga dan Sachrie tetap melanjutkan obrolan mereka. ”Sachrie, aku koq kadang masih memimpikan Ina, temanku SMA, padahal aku sudah tidak cinta dengannya dan tidak pernah memikirkannya. Dulu, memang aku memikirkannya setiap malam, tetapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Aku dulu menemaninya, menghiburnya saat dia menangis, tetapi karena dia sudah mencintai seseorang yang lain, akhirnya aku tidak mendapatkan apa-apa, aku dibohongi bahkan dikhianati, meskipun begitu, aku masih sempat memiliki rasa, meskipun sekarang aku dapat menghilangkannya. Percuma aku sudah susah payah berusaha untuk memilikinya”, tanya Arga. Sachrie menjawab ”kalau kamu memimpikannya, berarti dia juga memimpikanmu, meskipun mungkin sekarang dia sudah punya penggantimu, tetapi bisa jadi dia tetap saja memikirkanmu”. Arga lalu berkata ”Aku tidak percaya omonganmu Sachrie, darimana kamu bisa tahu kalau dia memikirkanku?”. Sachrie berkata ”Saat aku dengan Nia dulu, apa-apa yang dirasakan Nia, juga aku rasakan. Ketika Nia sakit, aku juga ikut sakit. Bahkan temanku yang menjenguk Nia saat dia melahirkan, dia kaget sendiri, ketika pada hari-hari yang sama dengan saat Nia melahirkan, saat itu pula aku sakit, bahkan sekarat, cinta itu mematikan, aku hampir mati dibuatnya, tapi untunglah tidak sampai mati”.
Rupanya hubungan Sachrie dan Nia tidak berlangsung lama. Saat setelah lulus kelas 3, Sachrie menjual Handphone nya yang biasa digunakan untuk menghubungi Nia, untuk suatu keperluan. Saat-saat itu hati Sachrie kadang tidak tenang dan firasat nya sering tidak enak. Ternyata selama ini Nia selalu menghubungi Sachrie tapi tidak bisa. Nia yang saat itu di kampung halamannya, dijodohkan dengan laki-laki lain oleh orang tuanya. Sebenarnya pun Nia tidak siap. Hati Nia masih ada pada Sachrie. Bodohnya Sachrie, dia baru tahu berita tentang Nia setelah dia melahirkan. Sachrie kadang menyesal, mengapa dulu dia menjual HP nya. Mengapa tidak hutang saja ke teman lain. Arga menyahuti bahwa permasalahan dia tetap saja UUD. Ujung-Ujungnya Duit. Entah mengapa, seluruh kisah cinta Arga berakhir tragis hanya karena uang. Mengapa cewek yang Arga dekati selalu matre. Anehnya, orang tua Arga sendiri, bahkan keluarga guru ngaji nya, sering bertengkar dalam rumah tangga yang permasalahannya uang. Padahal orang tua lain kadang memiliki permasalahan lain yang –lebih keren- yaitu anaknya yang nakal, tidak mau sekolah, tawuran, minum, narkoba dan sebagainya, yang justru masalah itu tidak mudah diatasi meskipun dengan uang sekalipun. Sehingga Arga berprinsip pada hidupnya bahwa dia harus kaya harta, bahkan dengan cara apapun juga. Cinta kadang mematikan, ketika cowok benar-benar mencintai ceweknya, malah ceweknya cenderung berpaling dan menyia-nyiakan cowoknya. Anehnya, ketika cowok biasa saja dan dibuat mainan, kadang cewek malah begitu cinta. Ketika yang satu begitu baik, malah kadang yang lain menilai pasangannya terlalu baik, dan justru me-mutus-kan pasangannya, padahal kebaikan yang dilakukan, semata-mata hanya untuk membahagiakan pasangannya, tetapi apa yang dia dapat, malah sebaliknya. Cinta itu buta, cinta itu indah, barulah Arga menemukan satu kata, cinta itu mematikan. Rasa cinta itu tidak seperti rasa sayang guru kepada murid yang pandai, yang mana ketika si A pandai, dia lebih diperhatikan oleh gurunya, lalu ketika semester lain si A menjadi bodoh dan muncul si B yang pandai, guru berpaling menjadi perhatian dengan si B. Cinta itu mutlak, justru itulah yang mematikan, tidak ada teori yang pasti untuk mendapatkan cinta, pengalaman, jam terbang, dan sekedar nyali pun, bukan jaminan untuk mendapatkan cinta, entah perhitungan nya seperti apa. Cinta tidak seperti laptop yang jika diberi tambahan uang untuk menambah RAM, VGA, Virtual Memory, modem termahal dan tercanggih, maka laptop akan semakin cepat aksesnya dan memberikan pelayanan yang lebih baik. Tidak seperti sepeda motor atau mobil yang mana jika sering diservis, diperhatikan, ganti spare part, ganti oli, aki, maka akan semakin enak digunakan. Lain dengan cinta yang kadang malah perhatian dan berkorban jika tahu jika pasangannya adalah orang kurang mampu, tetapi kadang malah memanfaatkan pasangan karena banyaknya uang yang diberikan pasangannya. Kadang justru jika terlalu sering diperhatikan, cinta cenderung terganggu dan merasa pasangannya posesif, sehingga ada kebosanan dalam menjalin hubungan. Entahlah, cinta itu teori yang sebenar-benarnya seperti apa.
Pikiran Sachrie hanyalah menyesali waktu, andaikan waktu bisa kembali lagi, dia tidak akan menjual HP nya. Tetapi pikiran Sachrie yang telah dewasa, tidak lagi mengejar Nia dan menikahinya. Meskipun hati Sachrie terlampau sakit saat Nia memberinya kabar bahwa dia telah memiliki suami, tetapi entah mengapa Sachrie masih bisa memaafkan Nia, dan kadang masih bertemu dan sempat jalan bersama untuk terakhir kalinya. Dalam lubuk hati Sachrie yang paling dalam, dia masih tidak rela jika Nia dengan orang lain. Akan tetapi, jika Sachrie nekat dan menikahi Nia, dia tidak bisa membayangkan nama baik keluarganya (keluarga pengusaha, pemilik pasar, keluarga Sachrie merupakan keluarga terpandang di daerahnya), dia juga tidak bisa membayangkan bagaimana omongan tetangga yang mencibir jika Sachrie menikah dengan janda, yang sudah beranak lagi. Tetapi Sachrie benar-benar lega, karena di hari terakhir mereka bertemu, Nia sudah mengatakan untuk fokus menjalani hidup dengan suaminya, daripada diam-diam dengan Sachrie yang tidak jelas. Nia pun sudah bilang jika dia sudah lebih mencintai suaminya daripada Sachrie. Karena itu, hati Sachrie menjadi tenang dan sekarang ini tidak terlalu memikirkan Nia.
Andaikan waktu bisa diputar kembali, memang benar kata Imam Al-Ghozali, yang paling jauh di dunia ini adalah waktu, dan yang paling dekat di dunia ini adalah kematian. Arga pun sering berkata bahwa dewasa ini, segala sesuatu bisa dibeli dengan uang, bahkan hal seperti keperawanan seorang wanita pun dapat dibeli dengan uang, kecuali satu hal, waktu tidak dapat dibeli dengan uang, sekaya apapun anda, anda tidak akan bisa membeli waktu untuk kembali ke masa muda yang indah, dan membeli waktu untuk mengundur kematian dan masa tua. Sachrie dan Arga sepakat bahwa waktu itu menyisakan kenangan. Sebuah nama sebuah cerita. Sebuah kenangan yang mampu dilupakan, namun tidak mampu dimusnahkan, semuanya terlanjur tersimpan pada memori otak, seperti folder Prefecth dan Recent Items di komputer yang selalu menyimpan data tentang apa-apa yang dilakukan selama mengoperasikan komputer, aplikasi apa saja yang digunakan, folder dan file apa saja yang dibuka. Bedanya kenangan komputer di folder tersebut bisa dihapus, entah menggunakan Shift+Del atau Tune Up Shredder. Lain hal nya dengan memori di otak yang akan tersimpan terus-menerus selama yang memiliki otak tersebut masih hidup.
Nampaknya Arga hanya jago di PES 2011, pertandingan Winning Eleven lebih banyak dimenangkan oleh Sachrie. Arga baru tahu jika Sachrie pun tahu apa arti cinta, tidak sekedar nafsu belaka. Arga juga sering diledek ”cemen” oleh Sachrie karena masih belum memiliki pacar, tapi Arga tidak peduli. Dunia ini aneh, ada orang tua yang melarang anaknya untuk pacaran, tetapi ada pula orang tua yang curiga ketika anaknya tidak pacaran, mereka khawatir anaknya tidak laku. Arga sudah trauma dengan masalah percintaan, nyatanya ada temannya perempuan, yang pernah pacaran hingga 12 kali dan rata-rata putus karena masih teringat dengan 1 mantan terindah, meskipun mantannya tersebut sudah punya penggantinya. Cewek itu entahlah seperti apa dalam pikiran Arga, masa-masa muda nya dulu tidak pernah indah, kenangan bersama Nur, Lisa, Ina, Inez, tidak ada yang bahagia, semuanya mengecewakan dan lebih sering putus karena masalah materi. Entah kapan Arga menemukan cinta sejatinya, yang bisa menerimanya apa adanya, bukan karena ada apanya. Dewasa ini, di kampus Arga di-comblang-kan teman-temannya dengan gadis cantik dari Jember yang bernama Luna. Meskipun Arga cinta kepadanya, tetapi Arga tidak mau membuka hati. Arga sudah tidak mau kecewa lagi untuk kesekian kali, apalagi Luna sendiri tidak ada tanda-tanda mencintai dirinya. Untuk melupakan semua itu, Arga selalu mengisi laptopnya dengan aplikasi game, PSX PS1, PS2, hingga PES PS3 selalu dimainkannya. Main game membuat Arga teringat dengat masa kecilnya dulu. Masa kecil Arga dulu sangat bahagia, hidup dengan santai, memikirkan pelajaran sekolah, bercanda dengan teman-teman, bermain game, berlibur dengan orang tua, masa kecil yang begitu menyenangkan, gembira pada setiap tawa, tidak mengerti tentang rasa cinta dan anak perempuan. Sungguhlah saat Arga mengingat semua itu sewaktu TK, masa itu hanyalah sekitar 7 tahun, persisnya adalah masa-masa sebelum SMP. Hidup dalam kegembiraan dan canda tawa lebih enak daripada memikirkan cinta yang tak pasti bahagia. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Arga berpamitan pulang, dan Sachrie menyahuti ”Arga, kalau ada temanmu yang cantik-cantik di kampus, kenalkan kepadaku, ku minta nomer Handphone nya”. Huft, Sachrie itu tetap saja begitu. Akhirnya Arga pun pulang, dan entah masih berpikir tentang bagaimana jodohnya nanti. ”Tetapi mengapa memikirkannya, yang ada nanti malah memikirkan Luna disetiap malam. Lebih baik tidur sekarang. Besok hari belum tentu indah seperti yang diharapkan, entah tugas apa yang menanti besok”, Pikirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar